HEALTH

Cara Defisit Kalori Untuk Menurunkan Berat Badan

topfitnesstips.online – Defisit Kalori Untuk menurunkan berat badan, Anda perlu memastikan tubuh Anda memasukkan
lebih sedikit kalori daripada yang Anda bakar. Prinsip ini disebut diet defisit kalori.
Namun apakah ini benar-benar pola makan yang sehat? Silakan periksa informasi berikut:

Apa itu diet defisit kalori?

Kalori adalah satuan energi yang diperoleh dari makanan dan minuman.
Segala sesuatu yang mengandung energi pasti memiliki kalori,
antara lain nasi, roti putih, snack, dan es teh manis.
Defisit kalori adalah pola makan yang membantu Anda menurunkan berat badan
dengan mengurangi asupan kalori harian.

Dengan cara ini, jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih sedikit
dibandingkan jumlah kalori yang dibakar.
Setiap detik, tubuh Anda membakar energi/kalori untuk melakukan berbagai fungsi seperti:
Ia melakukan fungsi dasar seperti bernapas, mengatur suhu tubuh, dan berjalan.
Mencerna makanan, menyerap nutrisi, dan mengolah nutrisi menjadi energi.
Pengeluaran energi selama beraktivitas seperti berolahraga,
membersihkan rumah, atau bepergian. Bila kalori yang masuk
ke dalam tubuh lebih sedikit dibandingkan kalori
yang keluar atau dikonsumsi, maka disebut dengan defisiensi kalori.

Sebaliknya, jika kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak dibandingkan
kalori yang keluar, maka kondisi ini disebut surplus kalori.

Mengurangi asupan kalori secara konsisten dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Pasalnya, saat Anda mengalami defisit kalori, tubuh harus mencari
sumber kalori lain untuk dibakar dan memperoleh energi, yaitu lemak.

Hitung kebutuhan kalori harian Anda

Anda dapat mencapai defisit kalori dengan mengurangi asupan kalori,
meningkatkan aktivitas fisik, atau keduanya.
Sebelum itu, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu berapa jumlah kalori
dasar yang Anda perlukan setiap harinya.
Ada dua cara untuk menghitung kebutuhan kalori Anda.

Cara pertama adalah
Dengan menghitung secara manual menggunakan rumus berdasarkan jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan, dan usia.

Cara kedua adalah
Dengan menggunakan kalkulator kebutuhan kalori.
Hasil perhitungan yang Anda peroleh adalah pengeluaran energi istirahat (TEE)
atau laju metabolisme basal (BMR). Keduanya merupakan kebutuhan kalori yang
digunakan tubuh untuk menjalankan fungsi dasar.

Namun perhitungan ini belum menunjukkan total kebutuhan kalori Anda
karena harus dikalikan dengan tingkat aktivitas Anda.
Semakin aktif seseorang secara fisik, semakin banyak pula kalori yang dibutuhkannya.
Hal ini karena aktivitas otot membakar banyak kalori.
Maka tak heran jika orang yang sering berolahraga memiliki
kebutuhan kalori lebih besar dibandingkan mereka yang jarang berolahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *